Bagaimana cara agar konsisten mengerjakan amal saleh dan tidak futur (lemah dan malas)?
Pertama, seseorang harus menjaga konsistensi dalam mengerjakan amal-amal wajib. Kewajiban dan fardu ini, sebagaimana dikatakan, adalah “garis merah” yang tidak boleh dilanggar. Ini harus menjadi bagian utama dalam hidup Anda—jangan pernah meremehkannya!
Kedua, tetapkan ibadah sunah yang bisa Anda lakukan secara rutin dan istiqamah. Perhatikan syarat ini baik-baik: rutin dan istiqamah! Sebab, ketika seseorang terus melakukan amal meskipun sedikit, pada akhirnya amalan itu akan menjadi banyak.
Oleh sebab itu, seandainya Anda cermati amalan apa pun. Misalnya, dua rakaat Salat Duha setiap hari. Jika Anda konsisten Salat Duha setiap hari, maka dalam satu tahun Anda telah melakukan lebih dari 700 rakaat! Ketika mendengar jumlah 700 rakaat ini, Anda katakan: “Banyak sekali!” Padahal yang Anda lakukan hanyalah Salat Duha dua rakaat setiap hari, yang hanya memerlukan satu hingga dua menit.
Maka dari itu, sedikit tetapi kontinu akan menjadi banyak. Selain itu, istiqamah dalam amal saleh sangat dicintai oleh Allah Azza wa Jalla.
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling konsisten, meskipun sedikit.” (HR. Muslim).
Ada pula faidah lain dari istiqamah dalam ibadah. Seseorang yang konsisten melakukan amal saleh, jika suatu hari ia terhalang karena sakit, bepergian, atau halangan lainnya, maka Allah tetap mencatat pahalanya secara penuh, Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jika seorang hamba sakit atau bepergian, maka Allah tetap mencatat baginya pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sehat dan dalam keadaan menetap.” (HR. Bukhari).
Namun, keutamaan ini hanya berlaku bagi orang yang konsisten dan rutin melakukan amal saleh.
Adapun orang yang melakukannya sesekali saja tanpa konsistensi, lalu berhenti di lain waktu, maka tidak ditulis pahala baginya ketika dia sedang berhalangan.
Oleh karena itu, nasihat saya bagi penanya yang mulia: Pertama, jagalah amalan wajib dengan baik. Kedua, tetapkan amalan sunah yang bisa Anda lakukan secara rutin dan istiqamah.
=====
كَيْفَ السَّبِيلُ إِلَى الْمُدَاوَمَةِ عَلَى الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَعَدَمِ الْفُتُورِ؟
أَوَّلًا يَنْبَغِي الْمُحَافَظَةُ عَلَى الْفَرَائِضِ الْفَرَائِضُ وَالْوَاجِبَاتُ هَذِهِ كَمَا يُقَالُ خَطٌّ أَحْمَرُ هَذِه تَجْعَلُهَا شَيْئًا أَسَاسِيًّا فِي حَيَاتِكَ لَا تُفَرِّطْ فِيهَا
ثَانِيًا تَجْعَلُ لَكَ نَوَافِلَ تُدَاوِمُ وَتُحَافِظُ عَلَيْهَا انْتَبِهْ لِهَذَا القَيْدِ تُدَاوِمُ وَتُحَافِظُ عَلَيْهَا لِأَنَّ هَذِهِ الْمُدَاوَمَةَ وَالْمُحَافَظَةَ وَالِاسْتِمْرَارَ تَجْعَلُ هَذَا الْعَمَلَ الْقَلِيلَ كَثِيرًا
وَلِذَلِكَ لَوْ تَأَمَّلْتَ فِي أَيِّ عَمَلٍ مِنَ الْأَعْمَالِ مَثَلًا رَكْعَتَي الضُّحَى لَوْ حَافَظْتَ عَلَيْهَا كُلَّ يَوْمٍ فَمَعْنَى ذَلِكَ أَنَّكَ مَعَ نِهَايَةِ السَّنَةِ تَكُونُ قَدْ صَلَّيْتَ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِ مِئَةِ رَكْعَةٍ عِنْدَمَا تَسْمَعُ هَذَا الرَّقْمَ سَبْعَ مِئَةِ رَكْعَةٍ تَقُولُ هَذَا كَثِيرٌ وَهُوَ مُجَرَّدُ أَنَّكَ تُصَلِّي رَكْعَتَي الضُّحَى مَا تَأْخُذُ مِنْكَ دَقِيقِةً أَوْ دَقِيقَتَيْنِ كُلَّ يَوْمٍ
فَالْقَلِيْلُ مَعَ الْقَلِيلِ يَكُونُ كَثِيرًا ثُمَّ إِنَّ الْمُدَاوَمَةَ عَلَى الْعَمَلِ الصَّالِحِ مَحْبُوبَةٌ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
أَحَبُّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
ثَمَّ أَيْضًا هُنَاكَ فَائِدَةٌ أُخْرَى وَهِيَ أَنَّ مَنْ دَاوَمَ عَلَى عَمَلٍ صَالِحٍوَعَرَضَ لَهُ عَارِضٌ مِنْ مَرَضٍ أَوْ سَفَرٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ يُكْتَبُ لَهُ الْأَجْرُ كَامِلًا كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ مَا كَانَ يَعْمَلُ صَحِيحًا مُقِيمًا
هَذَا إِنَّمَا يَكُونُ فِي حَقِّ مَنْ كَانَ مُدَاوِمًا وَمُحَافِظًا عَلَى الْعَمَلِ الصَّالِحِ
أَمَّا مَنْ كَانَ لَيْسَ مُحَافِظًا وَإِنَّمَا تَارَةً يَعْمَلُ وَتَارَةً يَنْقَطِعُ لَا يُكْتَبُ لَهُ الْأَجْرُ عِنْدَمَا يَعْرِضُ لَهُ عَارِضٌ
وَلِذَلِكَ أَقُولُ لِلْأَخِ السَّائِلِ الْكَرِيمِ يَنْبَغِي أَوَّلًا أَنْ تُحَافِظَ عَلَى الْوَاجِبَاتِ وَالْفَرَائِضِ ثَانِيًا تَجْعَلُ لَكَ نَوَافِلَ تُحَافِظُ عَلَيْهَا